Thanks to Bung Felix :)
__________________________________________________
Beberapa hari yang lalu, akhirnya saya mendapatkan album ini dalam bentuk cd. Sebenarnya cukup menyesal untuk tidak membeli cd aslinya dulu. Sekarang, setelah diingat betapa inspiratifnya album ini, baru deh merasa perlu untuk punya lagu-lagu di album ini dalam bentuk file digital yang punya kualitas bagus. Saya mendapatkan kopi album ini dari seorang teman yang bekerja di Aquarius Musikindo, label mereka.
Versi cdnya sekarang sudah sangat sulit ditemukan dalam bentuk baru. Kemungkinan memang sudah dimusnahkan stoknya oleh label mereka. Bisa jadi sudah tidak lagi jalan penjualannya.
In (No) Sensation adalah salah satu puncak karir Pas Band, selain album berikutnya Indie(V)duality. Ini album kedua mereka, sekaligus debut major band rock alternatif paling bahaya yang pernah dimiliki Indonesia. Album ini muncul di tahun 1995 kalau tidak salah. Waktu itu, kondisi musik Indonesia cukup menarik untuk saya. Tapi tidak dengan scene rocknya. Tidak banyak band yang mampu mengakomodir kebutuhan akan musik rock yang sangat anak muda sekali. Pas Band mengadopsi kejayaan Nirvana, Suicidal Tendencies, dan sekutunya di Amerika sana yang memang sedang jaya-jayanya di era itu (90an awal sampai pertengahan). Di masa di mana In (No) Sensation dirilis, mereka adalah eksponen garis depan versi lokal dari musik kekinian dunia, musik rock alternatif. Anyway, nama rock alternatif itu kok aneh juga ya lama-lama dilafalkannya.
Hit single album ini, Impresi adalah bentuk nyata dari emosi liar anak muda yang perlu penyaluran. Lagu ini penuh amarah, penuh protes. Di masanya, lagu ini adalah protes sosial yang mantap. Sekaligus corong pemberitahuan kepada dunia luas bahwa ada geng lain di luar geng Slank yang berani bersuara tentang ketidakadilan dan segala macam penyimpangan sosial yang ada di dalam kehidupan orang banyak.
Hal yang sama juga berlaku untuk video musiknya. Saya masih ingat sekali bagaimana video musik yang menggambarkan konser musik Pas Band yang dipenuhi anak-anak muda bermoshing ria di dalam sekian banyak frame gambarnya. Memori yang seru untuk dikenang. Kemunculannya hampir sama dengan era MTV Indonesia. Jadi ada kanal untuk memutar video yang sepertinya akan bikin banyak kuping merah jika ditayangkan di televisi konvensional. Waktu itu MTV Indonesia lumayan bagus dan bisa diandalkan untuk masalah kualitas video yang diputar di mata acaranya.
Tapi, In (No) Sensation tidak meninggalkan kesan seputar Impresi saja. Ada beberapa track lain yang menurut saya luar biasa bagus dan membuat album ini semacam jalan pembuka untuk banyak band rock cutting edge Indonesia untuk bisa bersuara kepada orang banyak. Sekaligus menggugah banyak anak muda Indonesia untuk menjadi penggemar musik mereka.
Dua track berbahasa Indonesia lainnya adalah track kunci. Konsepsi mengenalkan musik cadas berharmoni yang sangat enak untuk dilafalkan bersama ketika band ini bermain langsung di atas panggung. Lalu Si Berat adalah lagu dengan tipe yang sebelas dua belas dengan Impresi. Lirik-lirik dua lagu ini benar-benar merupakan sebuah kumpulan kata protes yang terdengar sangat manis. Garang dan tidak populer di jamannya, tapi bagus luar biasa.
Kalau saya, sangat tertarik pada sebuah track balada berjudul Fountain. Di sleeve albumnya, tertulis bahwa lagu ini didedikasikan kepada Samuel Marudut, salah satu penyiar radio GMR Bandung yang bunuh diri di usia 27 tahun. Saya tidak tahu banyak tentang sosok ini. Tapi yang jelas, Fountain adalah sebuah balada bagus yang mampu tetap berputar di dalam hidup saya bertahun-tahun setelah ia dirilis. Buat saya, itu adalah indikator bahwa lagu ini punya daya lekat yang cukup pekat di dalam selera pribadi saya.
Saya sepakat sepenuhnya bahwa Fountain adalah salah satu titik paling bagus di dalam album ini. Selain Impresi tentunya.
Lagu-lagu model New Fashioned –yang merupakan versi aransemen ulang dari Old Fashioned, sebuah lagu di mini album mereka— For the Truth, dan Never Be Lonely juga merupakan representasi adaptasi yang bagus dari Pas Band terhadap trend musik rock anak muda dunia. Tiga lagu itu seolah merupakan sekop pengubur rock 80-an dan 90-an awal yang kental memengaruhi industri rock Indonesia di jaman itu. Progresi gitar dan bas line yang aneh untuk ukuran musik lokal seolah menandakan bahwa industri musik Indonesia sedang diperkenalkan kepada sebuah hal baru yang bagus.
Dari sisi kover, In (No) Sensation menghadirkan sebuah karya grafis yang stand out di jamannya. Gambar boneka bernuansa biru muda itu sangatlah ikonik. Tidak pernah lekang dimakan jaman.
Secara paket penuh, album ini adalah revolusi untuk musik Indonesia. Kemunculan In (No) Sensation membuka jalan bagi banyak musisi cutting edge dari berbagai macam aliran untuk lebih bisa diterima oleh industri musik lokal. Senang masih memutar album ini dengan tingkat antusiasme yang sama dengan empat belas tahun yang lalu.
Walaupun, pada akhirnya saya memutuskan untuk mematikan kecintaan saya terhadap Pas Band selepas era Richard Mutter. Versi cd album ini memuat lagu Dogma, hit single mereka dari mini album Four Through the Sap. (pelukislangit).
2 komentar:
Setuju bro, gue juga suka banget sama album ini.
Bas nya trisno gahar banget, Drum nya richard mantap dan aneh banget kedengerannya beda sama drumer2 yg pernah ada.
Liriknya yukie juga bebas banget terutama Ingris-nya banyak skr jarang yg berbahasa inggris.
Dedy-depok
wiizzz''t pada ksh comment ikutan ahhh......
menurut gw PAS itu musil yg pling GOKIEL....
setiap ggw nTn PAS acara na GOKIEL bgt jd mau nTN lg nhi... gw,.,.,
tp PAS jrng bgt maen D"JKT skarang....
Hhee...emm.... PAS I LOVE YOU FORREVER....^_^
Post a Comment